Peningkatan Wawasan terhadap Infeksi Menular Seksual

Serunya sharing mengenai Penyakit Menular Seksual (PMS) atau Infeksi Menular Seksual (IMS) bersama para kader Puskesmas dan populasi Risti (risiko tinggi) di Puskemas Kecamatan Jatinegara. Semuanya antusias, diskusi meriah. Pesan-pesan yang bisa dibawa pulang adalah:

  • PMS dicegah dengan teknik ABC; yakni Abstinence (tidak berhubungan seks sama sekali), Be faithful (setia pada 1 pasangan) dan Condom (pemakaian kondom)
  • PMS juga dapat menular melalui hubungan seks oral dan anal
  • Mayoritas PMS tidak bergejala, padahal infeksi sedang berlangsung dan dapat menularkan
  • Bila positif terkena PMS, jangan takut. Jalani terapi dan monitor penyakit secara rutin
  • Sampaikan keadaan anda kepada pasangan agar pasangan juga dapat diperiksa dan diobati

Berikut beberapa ulasan mengenai PMS:

dr. Rachel Djuanda, SpKK

Health talk : tes pada penyakit infeksi menular seksual, perlukan dilakukan?

image

Health talk yang diadakan atas kerjasama PT Parapersada Nusantara dan RSU Bunda Jakarta berlangsung sangat seru. Karyawan datang tepat waktu, memadati ruangan dengan posisi berbaris sesuai dengan divisi & antusias dengan topik yang dibawakan hari ini.

Intisari dari bincang pagi kali ini dapat diiktisarkan sebagai berikut : penyakit infeksi menular seksual (IMS) dapat mengenai siapapun.

Terdapat berbagai variasi tanda dan gejala dari IMS, namun sebagian besar justru tidak bergejala. Ini berbahaya karena infeksi terus berjalan dan dapat menularkan orang lain.

Jadi bagaimana upaya pencegahannya?

Rules of ABC
A = abstinence atau tidak berhubungan seksual sama sekali. Satu-satunya upaya pencegahan yang dapat mencegah IMS 100%.

B = be faithful yaitu setia pada satu pasangan.

C = condom. Bila A dan B tidak dapat dilakukan, gunakan alat pengaman seperti kondom. Kondom mampu mencegah IMS namun tidak sampai 100%.

Lakukan pemeriksaan IMS secara berkala
Jenis pemeriksaan dapat bervariasi mulai dari cek darah, cek urin, atau cek duh tubuh/ discharge.

Vaksinasi
Sudah ada vaksinasi terhadap virus HPV penyebab kutil kelamin & kanker serviks, serta hepatitis A & B.

Siapa saja yang memerlukan pemeriksaan IMS?

Semua orang yang sudah pernah melakukan hubungan seksual, yang baru mau melakukan hubungan seksual dengan pasangan baru, petugas kesehatan yang berkontak langsung dengan cairan tubuh manusia, dan anak yang terlahir dari ibu HIV positif.

Bagaimana bila hasil positif?

Tetap tenang, konsultasi dengan dokter, jalani pengobatan dengan baik dan benar, beritahu pasangan dan ajak pasangan untuk melakukan pemeriksaan (partner notification).

Kita harus peduli karena topik seksualitas masih dianggap tabu untuk dibicarakan, padahal arus informasi sangat deras. Kita harus lindungi anak-anak kita dengan memberikan bekal pengetahuan yang tepat.

Penanda sifilis (salah satu penyakit IMS) dan HIV/AIDS dalam darah akan menetap seumur hidup sehingga pasien akan kesulitan untuk hidup di dalam masyarakat, bahkan dibuang oleh sahabat dan keluarga.

Pengidap HIV/AIDS dapat menularkan penyakitnya pada pasangan, bahkan pada bayi dalam kandungan yang tidak bernoda. Berikut cuplikan video yang semoga dapat menyentuh hati kita semua akan pentingnya berhubungan seks yang aman dan keterbukaan pada pasangan (abaikan sang suami yang terus menyalahkan alam atas nafsu birahinya dia). https://youtu.be/bw352hRhHF4

Cukup sekian dan terima kasih.
Mari terapkan perilaku kehidupan seksual yang sehat dan bersih.

dr. Rachel Djuanda, SpKK